test

Senin, 22 November 2010

ISOLASI BAKTERI PEMBENTUK ASAM LAKTAT


ISOLASI BAKTERI PEMBENTUK ASAM LAKTAT

I.     TUJUAN PERCOBAAN
Dapat mengisolasi bakteri pembentuk asam laktat pada sampel bahan makanan.
II.    ALAT DAN BAHAN
a. Alat
-          Cawan petri yang berisi media
-          Tabung reaksi
-          Gelas kimia
-          Autoklaf
-          Inkubator
-          Mikro pipet
-          Pengaduk
-          Erlenmeyer
-          Spatula
-          Tabung reaksi
-          Hot plate
-          Kapas
-          Aliminium foil
        b. Bahan
-             Sampel bahan makanan (yakult)
-             Pepton water
-             Glukosa
-             Aquades
-             Yeast ekstrak
III.   DASAR TEORI
Mikroorganisme dalam alam hampir selalu dalam keadaan tercampur. Campuran ini dapat sangat kompleks artinya banyak jenisnya atau walaupun jenisnya sedikit sifat-sifatnya berbeda. Mungkin pula terdapat perbedaan sifat khusus yang agak jauh walaupun dari sifat umumnya sama.
Isolasi suatu galur murni pada prinsipnya dapat dilakukan secara bertingkat. Tingkat pertama biasa dilakukan secara manual yaitu dengan cara sejauh mungkin mengencerkannya. Seringkali sampai 10-4 atau 10-6. Beberapa tingkat pengenceran terakhir dipupuk pada media padat dengan harapan akan tumbuh yang lebih terpisah jauh sehingga dapat diambil satu koloni yang dianggap murni untuk sementara. Tingkat kedua adalah dengan media yang bersifat selektif bagi mikroba tertentu atau beberapa mikroba tertentu yang mungkin masih satu golongan. Tingkat ketiga dari koloni yang seolah-olah sudah murni mungkin masih perlu untuk diencerkan kembali atau diisolasi ulang agar tingkat kemurniannya dapat lebih meyakinkan. Untuk selanjutnya diperlukan berbagai metode karakterisasi sebagai pembuktian bahwa galur isolat yang diperoleh benar-benar galur murni. Cara bertingkat tersebut adalah cara konvensional yang sampai kini masih banyak dilakukan.
Bakteri asm laktat (LAB) secara trdisional digunakan sebagai kultur starter pada fermentasi susu, sayuran dan daging. LAB memproduksi zat anti bakteri meliputi produk metabolit seperti asam organik, hidrogen peroksida dan diasetil. Selain itu LAB juga memproduksi zat anti bakteri yang disebut dengan bakteiocin.



IV.  PROSEDUR KERJA
-         Menimbang 1 g pepton, 3 g agar, dan 1,6 g yeast ekstrak. Kemudian ditaruh di dalam gelas kimia dan diencerkan sampai 200 ml.  Larutan ini kemudian didihkan dan ditutup dengan gabus dan aluminium foil (sebagai larutan media).
-         Menimbang agar sebanyak 0,1 g dan dilarutkan dalam gelas kimia dengan aquadest samapai 100 ml. Larutan ini kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan  mikropipet sebanyak 9 kali (1000) dan 1 kali(900). Kemudian ditutup dengan aluminium foil (sebagai pengencer).
-         Larutan media  dan pengencer tersebut kemudian disterilkan dalam autoklaf. Juga cawan petri yang terlebih dahulu telah dibungkus dengan kertas dan aluminium foil.
-         Setelah selesai disterilkan, larutan media tersebut didinginkan (sampai agak mengental) kemudian diisikan kedalam cawan petri diruang steril. Cawan petri tersebut didinginkan dalam kulkas.
-          Menimbang dangke sebanyak 2 g kemudian dilarutkan dalam tabung reaksi.
-         Larutan dangke tersebut diisikan kedalam media pada cawan petri dengan konsentrasi larutan 10-2, 10-2, 10-6. Hal yang sama juga dilakukan dilakukan terhadap yakult.
-         Kemudian disimpan dalam inkubator selama 48 jam.
-         Amati  hasil yang diperoleh.



V.  DATA PENGAMATAN
Setelah diinkunbasikan selama 48 jam, bakteri yang diperoleh pada setiap cawan petri dengan konsentrasi yang berbeda yaitu:
-          Pada konsentrasi 10-2 bakteri yang tumbuh lebih banyak dan sulit untuk dipisahkan.
-          Pada konsentrasi 10-4 bakteri yang tumbuh agak berkurang dan terpisah.
-          Pada konsentrasi 10-6 bakteri yang tumbuh sangat jarang.
Dari percobaan dapat diketahui gambar dari bakteri pada cawan petri yaitu :






VI. PEMBAHASAN
Dari percobaan diatas dapat diketahui bahwa pengenceran dengan perbandingan konsentrasi tertentu. Hal ini dilakukan terhadap sampel agar bakteri yang tumbuh pada media lebih mudah diamati dan tidak terpusat pada satu tempat tertentu.
Pada percobaan ini konsentrasi yang dipakai adalah 10-2, 10-2, 10-6. dan dapat dilihat bahwa pada konsentrasi yang lebih besar pertumbuhan bakteri terpusat pada tempat tertentu sedangangkan pada konsentrasi yang sedikit pertumbuhan bakteri terpisah dan mudah diamati. Sehingga hal ini memudahkan dalam mengisolasi bakteri yang diinginkan pada sampel makanan yang diamati.
Dapat diketahui pula bahwa jenis bakteri yang terdapat pada yakult adalah Lactobacillus casei .

VII. KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk memudahkan dalam isolasi dan pengamatan terhadap bakteri terlebih dahulu harus dilakukan pengenceran. Bakteri yang terdapat pada yakult adalah Lactobacillus casei.

VIII. DAFTAR PUSTAKA
Penuntun Praktikum Laboratorium Bioproses, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar, 2005
Darwis,Abdul Azis. Said,Endang Gumbira. Judoamijoyo,Mulyono;Teknologi Fermentasi.

1 komentar:

  1. apa yang menyebabkan adanya jamur pada minuman yakult apakah karena addanya kontaminan ?

    BalasHapus