test

Senin, 22 November 2010

BIOTEKNOLOGI


PEMBUATAN ASAM SITRAT


I.       TUJUAN
? Mahasiswa dapat mengetahui mengenai cara pembuatan Asam Sitrat dengan menggunakan Mikrobia sebagai mediatornya.

II.    PERINCIHAN KERJA
? Penyiapan Bahan & Ekstrak Touge
? Pembuatan Media Agar Miring, Media Inokulum dan Media Produksi
? Pasteurisasi
? Penanaman Mikroba serta Fermentasi

III. ALAT yang DIGUNAKAN
? Auto clave & Inkubator
? Erlenmeyer 250 ml 4 buah
? Gelas Kimia 400 ml 4 buah
? Tabung Reaksi 6 buah

IV. BAHAN yang DIPAKAI
? Glukosa             : 22,0000 gr
? KH2PO4            : 0,3000 gr
? NH4NO3            : 1,5062 gr
? Touge                : 700,0000 gr
? Pepton               : 0,9000 gr
? FeSO4. 7H2O    : 0,0030 gr
? Agar – Agar      : 15,0000 gr
? Mikrobia Aspergillus niger L51
? Almunium foil
V.    DASAR TEORI
Asam sitrart merupakan merupakan komponen senyawa alam yang banyak terdapat pada berbagai jenis tanaman terutama buah-buahan. Asam sitrat pertama kali berhasil di isolasi dari buah jeruk oleh Scheek pada tahun 1974. selain pada buah jeruk, asam sitrat ditemukan pula pada buah-buahan lain, seperti nenas, pir dan buah-buahan lainnya.
      Asam sitrat adalah asam trikarboksilat yaitu tiap molekul mengandung tiga gugus karboksil dengan 1 gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon yang ada ditengah. Asam sitrat memiliki nama asam 2 hidroksi propana–1 ,2,3–trikarboksilat dengan rumus bangun sebagai berikut :

Asam sitrat biasanya ditemukan dalam bentuk monohidrat berupa kristal atau hablur tidak berwarna (sebuk putih), tidak berbau dengan rasa masam yang menyegarkan, agak hidroskopis, samngat mudah larut dalam air 91,33 g/ml) dan larut lebih cepat dalam air dingin dibanding air panas.
Secara alami asam sitrat terbentuk di dalam buah jeruk yang berupa salah satu asam organik yang banyak digunakan dalam industri makanan dan minuman serta kimia karenadaya larutnya ayng tinggi, rasa masam yang menyegarkan, toksinitasnya sangat rendah, kemampuan asimilasi cepat dan harganya relatif murah, biasanya digunakan sebagai bahan pengawet pada induatri makanan dan minuman, serta untuk memberi cita rasa yang menarik, di industri kimia digunakan sebagai anti buih dan pelembut/pelunak, untuk industri farmasi digunakan sebagai anti oksidan (gaman, P.M, Sherington, 1992).
Sedangkan untuk pembuatan asam sitrat itu sendiri mengikuti siklus crebs, seperti bagan dibawah ini :

Asam sitrat merupakan senyawa antara pada siklus crebs/asam tri karboksilat. Lintasan reaksi katabolik yang mendahului pembentukan asam sitrat ini diantaranya adalah lintasan glikosois.
Pada Aspergillus niger, fosfoenol piruvat diubah langsung menjadi oksaloasetat oleh enzim fosfenol piruvat karboksilase. Reaksi tersebut menbutuhkan ATP sebagai sumber energi MG++ atau Mn++ dan K+ atau NH++++. Secara umum pembuatan asam sitrat secara fermentasi digunakan kapang jenis Aspergillus niger yang mempunyai pertumbuhan sempurna pada suhu antara 25 - 30°C, pH antara 1,7 – 2,0 dan masa fermentasi selama 5 – 10 hari. Kapang berfungsi mengubah pati menjadi gula dan selanjutnya akan berubah menjadi asam sitrat.
Reaksinya :
Asam sitrat dapat diproduksi baik melalui fermentasi kultur permukaan (surface culture) maupun kultur terendam (submerged culture). Saat ini sebahagian besar (sekitar 80%) dari total produksi asam sitrat dihasilkan melalui proses fermentasi kultur terendam, walaupun pengoperasiannya lebih sulit dibandingkan proses fermetasi kultur permukaan dan energi yang dibutuhkan lebih besar.
Ada beberapa metode yang telah dikembangkan pada fermentasi kultur terendam ini. Diantaranya adalah metode Szucs dan metode Shu dan Jhonson. Komposisi medium kedua metode tersebut dapat dilihat pada tabel disebelah ini :





KOMPONEN

KONSENTRASI

SZUCS



Starter      :



Sukrosa
NH4NO3
KH2PO4
MgSO4 . 7H2O
HCl 1N ( hingga pH 2 )
25,00 – 50,00  gr/L
2,25  gr/L
0,30  gr/L
0,25  gr/L

Produksi  :



Sukrosa
NH4NO3
KH2PO4
MgSO4 . 7H2O
HCl 1N ( hingga pH 1,91 )
200,00  gr/L
1,10  gr/L
0,15  gr/L
0,25  gr/L

SHU – JHONSON



Starter      :



Sukrosa
Bacto agar
NH3NO3
KH2PO4
MgSO4 . 7H2O
HCl 1N ( hingga pH 3,6 )
Unsur makro :
Cu++
Zn++
Fe+++
Mn++
140 ,00 gr/L
20,00  gr/L
2,50  gr/L
1,30  gr/L
0,25  gr/L


0,48  gr/L
3,80  gr/L
2,20  gr/L
1,00  gr/L

Produksi  :



Sukrosa
NH3NO3
KH2PO4
MgSO4 . 7H2O
HCl 1N ( hingga pH 3,8 )
Unsur makro :
Cu++
Zn++
Fe+++
140,00  gr/L
2,50  gr/L
2,50  gr/L
0,25  gr/L


0,06  gr/L
0,25  gr/L
1,30  gr/L


? Faktor-faktor yang mempengaruhi Fermentasi Produksi Asam Sitrat
ª  Komposisi medium
Media untuk asam sitrat harus menyediakan semua kebutuhan mikroba yaitu : sumber karbon, nutrisi dan mineral.
ª  Keasaman
pH medium merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan produk. Kebanyakan mikroorganisme berfungsi dengan baik pada kisaran pH 3 – 4, sedangkan untuk pertumbuhan jamur berkisar pada pH 1,7 – 2,0. pengaturan pH dilakukan dengan penambahan HCl atau NaOH.
ª  Suhu dan Waktu Inkubasi
Aspergillus niger dan kapang lain yang digunakan pada fermentasi asam sitrat mempunyai suhu optimal 25 - 30°C akan mengurangi asam sitrat yang dihasilkan dan meningkatkan akumulasi asam oksalat. Pada fermentasi kultur permukaan, fermentasi akan sempurna setelah 5 – 10 hari, sedangkan pada kultur terendam 4 – 5 hari.
ª  Oksigen dan Air
Fermentasi berlangsung secara anaerobik, sedangkan air berperan dalam reaksi metabolik dama sel dan merupakan alat pengangkutan zat-zat gizi bahan limbah ke dalam dan ke luar sel.
ª  Pengaruh Starter dan Inokulum
Starter yang digunakan sebagai inokulum harus mengandung mikroba yang produktif. Selain itu umur biakan inokulum merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pembuatan asam sitrat secara fermentasi, karena hal ini berkaitan erat dengan aktivitas mikrobia.







VI. PROSEDUR PENGERJAAN  
? Untuk pembuatan Media Agar Miring  ( Pembuatan media ditangani oleh Klp. I )
ª  Agar 1,5 gram
ª  Glukosa 2 gram
ª  Ekstrak Tauge 100 ml
ª  pH 6

? Untuk pembuatan Media Inokulum ( Pembuatan Media ini yang kami buat )
ª  Glukosa 5 gram
ª  KH2PO4 0,1 gram
ª  NH4NO3 0,5 gram
ª  Pepton 0,3 ml
ª  FeSO4.7H2O 0,001 gram
ª  Ekstrak Tauge 100 ml
ª  pH 6
? Semua jenis bahan diatas disiapkan dan dilakukan penimbangan secara tepat,
? Setelah itu semua bahan diatas dimasukkan kedalam gelas kimia 250 ml dan dilarutkan hingga sempurna,
? lalu ditambahkan ekstak touge sampai volumenya 200 ml dan dimasukkan ke dalam 2 buah erlenmeyer 250 ml masing-masing sebanyak 100 ml.
( catatan : ekstrak touge sekaligus dibuat oleh klp.I ).

? Untuk pembuatan Media Produksi ( Pembuatan Media produksi oleh Klp.III)
ª  Glukosa 10 gram
ª  KH2PO4 0,1 gram
ª  NH4NO3 0,5 gram
ª  Pepton 0,3 ml
ª  FeSO4.7H2O 0,001 gram
ª  Ekstrak Tauge 100 ml
ª  pH 6
? Setelah didapatkan semua media diatas, lalu media agar miring diberi label dan dimasukkan kedalam autoclave (autoclave diset suhunya 120°C), dan ditunggu sampai mencapai tekanan pada garis stip ke 2 (dianggap tekanannya 2 bar), setelah semua kondisi diatas terpenuhi di pasteurisasikan selama 20 menit,
? Setelah dipasteurisasikan media agar dimiringkan diatas sebuah buku dan ditunggu dingin sampai besok (24 jam),
? Setelah itu dilakukan penggoresan (penanaman bibit Aspergillus niger L51 kedalam media agar miring, digoreskan pada ke 6 tabung reaksi tersebut, setelah itu dimasukkan kedalam inkubator dan ditunggu sampai 24 jam,
? Kemudian bibit mikrobia Aspergillus niger L51 dipindahkan kedalam media inokulasi untuk didapatkan kultur mikrobia yang produktif,
? Lalu dimasukkan ke dalam alat centrifuge dan dilakukan pengocokan secara merata selama 48 jam tanpa henti,
? Setelah itu di ambil bibit  inokulasi sebanyak 5 ml dengan mengikutkan micellium bibit kedalam labu takar 50 ml yang telah disterilkan terlebih dahulu didalam Inkubator shaker dan dimasukkan kedalam media produksi, dibuat lagi satu inokulasi sebanyak 5 ml tanpa mengikutkan bentuk partikelnya (hanya airnya saja)
? Lalu dilakukan pengocokan secara homogen didalam inkubator  selama 24j am,
?  Kemudian kedua sampel disaring dengan menggunakan kertas saring biasa kedalam erlenmeyer 100 ml dengan menekan-nekan butiran micellium yang ada agar asam sitrat yang terperangkap didalamnya keluar,
? Sambil dilakukan penyaringan, dibuat pula larutan Ca(OH)2 0,1N dengan jalan melarutkan CaOHsolid sebanyak 0,37074 gr kedalam gelas kimia 500 ml.
? Setelah asam sitrat telah disaring semuanya dan Ca(OH)2 0,1N telah selesai dibuat maka dilakukan pengecekan pH terhadap kedua sampel, lalu dilakukan penaikan pH dengan Ca(OH)2 sampai pH kedua sampel itu mencapai pH 5,8.
? Lalu dibiarkan selama 1 malam untuk mendapatkan endapannya, kemudian disaring lagi, dan endapan dikeringkan didalam oven sampai suhunya konstan.

VII.          Data pengamatan
? pH awal media produk dari micellium      =    pH 2,56
? pH awal media produk dari cairan            =    pH 2,56
? pH Akhir kedua produk                            =    pH 2,56
? Berat arloji kosong + Kertas saring           =    38,8578 gram
? Berat arloji  + Kertas saring + Endapan    =    38,8578 gram

VIII.       Pembahasan hasil percobaan
? Sebenarnya jika kita melihat prosedural kerja yang ada, pembuatan asam sitrat ini belumlah selesai secara utuh karena yang dilakukan cuman sampai penambahan Ca(OH)2 untuk mendapatkan endapan Calsium sitrat, sedangkan untuk memisahkan endapannya kami tidak lakukan, ini disebabkan karena pemurinan asam sitrat akan membutuhkan banyak zat pereaksi lagi/pemurni, selain itu waktu praktikum kami yang cukup terbatas, dimana untuk sampai pada tahap ini saja memakan waktu sampai 2 minggu (jika dilakukan akan menghambat proses praktikum yang lainnya)
?  Inkubator shaker diperlukan untuk menjaga bakteri dan media agar selama fase pertumbuhannya dan masa perombakan karbonnya dapat terjadi secara baik tanpa adanya tumpukan, dan biasa untuk mereaksikan sesuatu faktor pengadukan/ penggoyangan medium akan dapat mempercepat terbentuknya hasi atau dengan kata lain kita akan mendapatkan hasil yang lebih optimal lagi.
? Jika dilihat secara fisik hasil praktikum yang didapatkan, bisa disimpulkan bahwa percobaan kali ini termasuk berhasil karena cairan yang kami dapatkan berwarna kuning kecoklatan dan berbau masam, hal ini ditunjang pula dengan pengujian/pengetesan sifat kimianya, dimana didapatkan bahwa bahwa pH cairan itu sama dengan sifat pH dari asam yaitu pH 2, serta setelah ditambahkan Ca(OH)2 didapatkan endapan dan ini adalah endapan Calsium Sitrat.
? Banyaknya calsium sitrat yang kami peroleh secara penimbangan yaitu sebanyak 0,21 gram ini didaptkan dari pemanasan yang dilakukan untuk mengeluarkan air yang terdapat didalam kertas saring.
? Hasil sitrat dari misellium tidak ada dikarenakan cairan yang didapatkan dari micellium ini kemungkinan besar rusak karena mikroba Aspergillus nigernya juga terikut, mungkin sebaiknya jika kita menginginkan hasil asam sitrat sebaiknya butiran micelliumnya tidak kita ikutkan pada saat memindahkan ke dalam media.
? Cairan misellium mungkin mengandung mikroba Aspergillus niger yang berada didalam butiran tersebut, sehingga setelah penambahan Ca(OH)2, diman sebenarnya kita mengharapakn larutan basa ini akan mereduksi asam sitrat itu menjadi endapan garam calsium sitrat dan air, akan tetapi mungkin saja Aspergillus niger yang terikut dari micellium itu menguraikan kembali sebagian rantai karbon dari larutan tersebut menjadi asam sitrat kembali sehingga endapan yang kita harapkan itu tidak terjadi.
? Apabila kita hitung-hitung secara kasar mungkin banyaknya asam sitrat yang diperoleh dan ini pun bukan angka pasti secara nyata, hanya perkiraan saja yaitu :
  =  16,434 %

IX. Kesimpulan
? Banyaknya calsium sitrat yang didaptkan sebesar  0,21 gr dan asam sitrat yang kami peroleh sekitar  16,434 %
? Pada saat pemindahan cairan dari media inokulasi ke media produksi sebaiknya tidak mengikutkan butiran miselliumnya karena akan merusak cairan sitratnya.
? Asam sitrat adalah salah satu pelengkap bahan makanan yang biasanya dipakai untuk mendapatkan aroma jeruk,

X.    DaFTAR PUSTAKA
? Petunjuk praktikum Teknologi Bioproses Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang.
? Skripsi PA Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung pandang Jurusan Teknik Kimia.                            












222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222
FERMENTASI BUAH

1. TUJUAN PERCOBAAN
Diharapkan mahasiswa mampu melakukan fermentasi terhadap buah.

2. PERINCIAN KERJA
-          Menyiapkan mangga untuk diambil sari buahnya
-          pasteurisasi sari buah
-          difermentasikan selama beberapa hari (6 hari)

3. ALAT DAN BAHAN
a.    Alat
-           Pisau dapur
-           Kain penyaring
-           Baskom
-           Toples bertutup
-           Selang
-           Gelas kimia
-           Autoklaf
-           Sumbat gabus
-           Sendok
b.  Bahan
-           Buah mangga
-           NaHCO3
-           Asam sitrat
-           Kertas pH
4. DASAR TEORI
Anggur atau wine adalah suatu minuman beralkohol yang rasanya manis, berbau harum, dan dibuat dengan cara fermentasi sari buah anggur oleh suatu mikroorganisme, yaitu ragi (yeast) dari jenis Saccharomyces cerevicae.Wine selain dari sari buah anggur dapat pula dibuat dari sari buah-buahan yang manis seperti nenas, apel, jeruk, tomat, mangga, pepaya, pisang dan lain-lain. Hasil fermentasi berbau harum karena mengandungester dari asam yang berasal dari buah-buahan dengan alkohol.
Prinsip Fermentasi Anggur
Bahan yang akan difermentasikan harus mengandung zat gula (terasa manis). Penambahan gula dimaksudkan untuk menyelaraskan kadar gulanya. kemudian pada saat difermentasikan pH nya antara 4-5 yang dapat diatur dengan penambahan asam atau basa ke dalam botol fermentasi yang mengandung media yang akan difermentasikan dan telah dicampur starter. Polisakarida (karbohidrat) merupakan komponen yang lebih kompleks dari pada sakarida. Tahap pertama adalah pemecahan dengan menggunakan enzim amilase menjadi komponen diskarida. Secara kimiawi prosesnya dapat ditulis sebagai berikut:
C6H10O5)n      +         ½  nH2O                        ½ n C12H22O11   
polisakarida                                                                disakarida
Disakarida ini dihidrolisi menjadi glukosa, secara kimiawi prosesnya sebagai berikut:
C12H22O11      +         H2O                           C6H12O6    +    C6H12O6
sukrosa                                                        fruktosa          glukosa
Terbentuknya glukosa berarti proses pendahuluan telah berakir dan bahan siap difermentasikan lebih lanjut. Pada proses fermentasi ini glukosa yang terbentuk akan berubah menjadi alkohol dengan bantuan ragi. Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
C6H1                                  2 C2H5OH   +    2CO2
Faktor yang mempengaruhi fermentasi antara lain kadar gula, pH dari bahan yang difermentasi, temperatur dan ragi.
Dalam pembuatan ester, dimana asam benzoat dipanaskan dalam metal alkohol bersama sejumlah kecil asam kuat sebagai katalisator untuk membentuk metil benzoat, gugus hidroksil alkohol. Adisi alkohol pada gugus karbonil. Menghasilkan suatu intermediet yang tidak stabil yang merupakan analog dari suatu hemiasetal yang melepas air. Reaksi ini bersifat bolak-balik, jika dipakai alkohol dalam jumlah berlebihan, maka kesetimbanhan beranjak kearah pembentukan ester, sebaliknya jika ester dipanaskan dengan air yang berlebihan beserta suatu katalisator asam, maka ester akan terhidrolisis menjadi asam dan alkohol.
Oleh karena ester-ester dapat diturunkan dengan mudah dari asam-asam, maka ester-ester disebut derivat (turunan) dari asm-asam. Derivat dari asam yang lain akan paling luas tersebar dari senyawa-senyawa ini memberikan kita jumlah dari bau-bauan yang paling menyenangkan dari alam, hal ini disebabkan oleh campuran dari ester-ester , namun bau dari satu ester tertentu kadang-kadang predominan. Beberapa ester dalam wangi-wangian disertai pula oleh gambaran tentang tanamannya. Selain pentingnya sebagai bahan wangi-wangian atau parfum dalam segi komersil ester-ester yaitu dalam resin-resin polyester.
Ester-ester adalah senyawa netral, kurang larut dalam air dan mendidih pada suhu yang jauh lebih rendah dari asam-asam yang sama bobot molekulnya, karena untuk pembentukan ikatan hidrogen tidak lagi terdapat gugus hidroksil dari karboksil. Sebagai contoh metil N buturat hampir tidak larut dalam air dan metil formiat (BM=60) mempunyai titik didih 320C, reaksi paling penting yang dialami ester adalah reaksinya dengan air, yang menghasilkan kembali alkohol dan asam dari mana ester itu terbentuk. Proses ini disebut hidrolisis. Tanpa katalisator reaksi ini lamban jika asam dipakai sebagai katalisator, reaksi ini menjadi lebih cepat. Tetapi suatu kesetimbangan terjadi dan hidrolisis tidak pernah akan sempurna. Tetai jika suatu alkali seperti natrium hidroksida yang dipakai untuk mempercepat hidrolisis. Satu hasil reaksi (asam karboksilat) disingkirkan dari sistem kesetimbangan oleh perubahannya menjadi garamnya yang tidak beraksi dengan hasil reaksi yang lain.

5. PROSEDUR KERJA
-       Buah dicuci bersih dan dikupas, lalu dipotong kecil-kecil, tambahkan air sebnyak 40% berat buah, lalu peras dengan menggunakan kain penyaring.Dalam hal in berat sari buah adalah          g sehingga jumlah air yang ditambahkan sebnyak         ml.
-       Atur pH pada pH 4-5. Bila pH kurang dari 4, ditambahkan NaHC3, bila pH lebih dari 5 tambahkan larutan asam sitrat.
-       Sari buah dipasteurisasikan pada suhu 700C - 800C selama 30 menit, lalu didinginkan dan secara aseptik dipindahkan kedalam botol fermentasi yang bersih dan telah dipasteurisasi.
-       Tambahkan ragi roti sebanyak 1 gram tiap liter sari buah.
-       Botol ditutup dengan sumbat gabus yang ditengahnya dimasukkan selang karet.
-       Ujung selang dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi air. Fermentasi berlangsung bila timbul gas CO2 terlihat dalam air berupa gelembung udara. Selama gula masih ada, fermentasi akan berlangsung terus. Fermentasikan selama 14 hari.

6. DATA PENGAMATAN
Pada percobaan fermentasi buah dapat diketahui bahwa:
-          Hasil fermentasi buah berwarna kuning yang tidak jauh berbeda dari warna buah mangga.
-          Rasanya manis dan berasa asam serta berbau alkohol.

7.PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini digunakan buah mangga sebagai bahan dalam fermentasi buah. Dimana mangga yang digunakan adalah mangga yang sudah masak yang kemudian dipotong kecil dan dihancurkan, kemudian diperas dengan menggunakan kain penyaring.Kemudaian hasil perasan tersebut diatur pHnya. pH yang terukur yaitu pH 7 sehingga harus ditambahkan asam sitrat hingga mencapai pH 4 - 5. Dan ditambahkan ragi roti sebanyak       g kemudian difermentasikan selama 6 hari.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa rasa yang ditimbulkan adalah manis dan berasa asam serta berbau alkohol karena sari-sari dari nenas difermentasikan dengan bantuan ragi. Hasil fermentasi ini berwarna kuning yang tidak berbeda dari warna sebelumnya.



8. KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
-          Penggunaan ragi pada fermentasi buah bertujuan untuk menghidrolisis glukosa pada buah mangga
-          Fermentasi merupakan cara yang sangat tepat untuk mengelola buah menjadi alkohol karena caranya yang praktis dan hasil yang dihasilkan baik pula.
-          Hasil yang diperoleh baik karena mempunyai rasa dan bau yang khas.




DAFTAR PUSTAKA

Penuntun Praktikum Bioproses, Politeknik Negeri Ujung Pandang. Makassar.2005
Kimia Dasar 2, Universitas Hasanuddin.Tahun 2002.Makassar
2222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222

ISOLASI BAKTERI PEMBENTUK ASAM LAKTAT

I.     TUJUAN PERCOBAAN
Dapat mengisolasi bakteri pembentuk asam laktat pada sampel bahan makanan.
II.    ALAT DAN BAHAN
a. Alat
-          Cawan petri yang berisi media
-          Tabung reaksi
-          Gelas kimia
-          Autoklaf
-          Inkubator
-          Mikro pipet
-          Pengaduk
-          Erlenmeyer
-          Spatula
-          Tabung reaksi
-          Hot plate
-          Kapas
-          Aliminium foil
        b. Bahan
-             Sampel bahan makanan (yakult)
-             Pepton water
-             Glukosa
-             Aquades
-             Yeast ekstrak
III.   DASAR TEORI
Mikroorganisme dalam alam hampir selalu dalam keadaan tercampur. Campuran ini dapat sangat kompleks artinya banyak jenisnya atau walaupun jenisnya sedikit sifat-sifatnya berbeda. Mungkin pula terdapat perbedaan sifat khusus yang agak jauh walaupun dari sifat umumnya sama.
Isolasi suatu galur murni pada prinsipnya dapat dilakukan secara bertingkat. Tingkat pertama biasa dilakukan secara manual yaitu dengan cara sejauh mungkin mengencerkannya. Seringkali sampai 10-4 atau 10-6. Beberapa tingkat pengenceran terakhir dipupuk pada media padat dengan harapan akan tumbuh yang lebih terpisah jauh sehingga dapat diambil satu koloni yang dianggap murni untuk sementara. Tingkat kedua adalah dengan media yang bersifat selektif bagi mikroba tertentu atau beberapa mikroba tertentu yang mungkin masih satu golongan. Tingkat ketiga dari koloni yang seolah-olah sudah murni mungkin masih perlu untuk diencerkan kembali atau diisolasi ulang agar tingkat kemurniannya dapat lebih meyakinkan. Untuk selanjutnya diperlukan berbagai metode karakterisasi sebagai pembuktian bahwa galur isolat yang diperoleh benar-benar galur murni. Cara bertingkat tersebut adalah cara konvensional yang sampai kini masih banyak dilakukan.
Bakteri asm laktat (LAB) secara trdisional digunakan sebagai kultur starter pada fermentasi susu, sayuran dan daging. LAB memproduksi zat anti bakteri meliputi produk metabolit seperti asam organik, hidrogen peroksida dan diasetil. Selain itu LAB juga memproduksi zat anti bakteri yang disebut dengan bakteiocin.



IV.  PROSEDUR KERJA
-         Menimbang 1 g pepton, 3 g agar, dan 1,6 g yeast ekstrak. Kemudian ditaruh di dalam gelas kimia dan diencerkan sampai 200 ml.  Larutan ini kemudian didihkan dan ditutup dengan gabus dan aluminium foil (sebagai larutan media).
-         Menimbang agar sebanyak 0,1 g dan dilarutkan dalam gelas kimia dengan aquadest samapai 100 ml. Larutan ini kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan  mikropipet sebanyak 9 kali (1000) dan 1 kali(900). Kemudian ditutup dengan aluminium foil (sebagai pengencer).
-         Larutan media  dan pengencer tersebut kemudian disterilkan dalam autoklaf. Juga cawan petri yang terlebih dahulu telah dibungkus dengan kertas dan aluminium foil.
-         Setelah selesai disterilkan, larutan media tersebut didinginkan (sampai agak mengental) kemudian diisikan kedalam cawan petri diruang steril. Cawan petri tersebut didinginkan dalam kulkas.
-          Menimbang dangke sebanyak 2 g kemudian dilarutkan dalam tabung reaksi.
-         Larutan dangke tersebut diisikan kedalam media pada cawan petri dengan konsentrasi larutan 10-2, 10-2, 10-6. Hal yang sama juga dilakukan dilakukan terhadap yakult.
-         Kemudian disimpan dalam inkubator selama 48 jam.
-         Amati  hasil yang diperoleh.



V. DATA PENGAMATAN
Setelah diinkunbasikan selama 48 jam, bakteri yang diperoleh pada setiap cawan petri dengan konsentrasi yang berbeda yaitu:
-          Pada konsentrasi 10-2 bakteri yang tumbuh lebih banyak dan sulit untuk dipisahkan.
-          Pada konsentrasi 10-4 bakteri yang tumbuh agak berkurang dan terpisah.
-          Pada konsentrasi 10-6 bakteri yang tumbuh sangat jarang.
Dari percobaan dapat diketahui gambar dari bakteri pada cawan petri yaitu :






VI. PEMBAHASAN
Dari percobaan diatas dapat diketahui bahwa pengenceran dengan perbandingan konsentrasi tertentu. Hal ini dilakukan terhadap sampel agar bakteri yang tumbuh pada media lebih mudah diamati dan tidak terpusat pada satu tempat tertentu.
Pada percobaan ini konsentrasi yang dipakai adalah 10-2, 10-2, 10-6. dan dapat dilihat bahwa pada konsentrasi yang lebih besar pertumbuhan bakteri terpusat pada tempat tertentu sedangkan pada konsentrasi yang sedikit pertumbuhan bakteri terpisah dan mudah diamati. Sehingga hal ini memudahkan dalam mengisolasi bakteri yang diinginkan pada sampel makanan yang diamati.
Dapat diketahui pula bahwa jenis bakteri yang terdapat pada yakult adalah Lactobacillus casei .

VII. KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk memudahkan dalam isolasi dan pengamatan terhadap bakteri terlebih dahulu harus dilakukan pengenceran. Bakteri yang terdapat pada yakult adalah Lactobacillus casei.

VIII. DAFTAR PUSTAKA
Penuntun Praktikum Laboratorium Bioproses, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar, 2005
Darwis,Abdul Azis. Said,Endang Gumbira. Judoamijoyo,Mulyono;Teknologi Fermentasi.

 2222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222

MEMBUAT MEDIA DAN STERILISASI

I.     TUJUAN PERCOBAAN
Untuk pemeliharaan kultur mikroorganisme, sehingga bila diperlukan selalu tersedia.

II.   ALAT DAN BAHAN
       a.  Alat-alat
-          Autoklaf
-          Gelas kimia
-          Erlenmeyer
-          Tabung reaksi
-          Labu semprot
-          Pengaduk
-          Hot plate

       b.  Bahan-bahan
-          Aquades
-          Bakto agar-agar
-          Glukosa
-          Kapas
-          Aluminium foil
-          Kasa
-          Benang


III.  DASAR TEORI
Kelangsungan hidup organisme tergantung dari persediaan makanan yang cukup dan lingkungan yang memungkinkan untuk berkembang biak. Makanan yang kompleks ini terdegradasi secara enzimatik menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Suatu larutan yang mengandung nutrisi-nutrisi ini disebut media kultur. Secara fisik media kultur terbagi dalam tiga bagian  yaitu media cair (nutrient broth), media semi padat dan media padat (nutrient agar). Jika media cair dibubuhi agar-agar akan terbentuk media padat atau semi padat tergantung dari banyaknya agar-agar yang ditambahkan ke dalamnya.
 Untuk membentuk media padat, penambahan agar-agar 1,5-2%, sedangkan untuk media semi padat penambahan agar-agar 1,5-2%, sedangkan untuk media semi padat penambahan agar-agar kurang dari 1%. Agar-agar mempunyai sifat dapat cair pada suhu 1000C dan mulai beku pada suhu 400C.Pada sifat inilah yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme terutama yang dapat pada tumbuh pada 370C tanpa mengalami pencairan. Selain itu media agar mempunyai permukaan yang keras dan halus, sehingga dapat digunakan untuk teknik isolasi koloni. Tujuan membuat media adalah untuk pemeliharaan kultur mikroorganisasi, sehinggn bila diperlukan selalu tersedia.
Ada beberapa macam sterilisasi, yaitu dengan menggunakan panas, saringan dan bahan kimia. Sterilisasi dengan menggunakan panas dibagi tiga bagian yaitu sterilisasi kering (suhu oven 1600C – 1700C selama 2-3 jam). Sterilisasi basah menggunakan tekanan uap pada suhu 1000C (untuk bahan yang termolabil seperti gula dan susu). Sedangkan untuk media yang termostabil menggunakan tekanan tekanan uap pada suhu diatas 1000C dan menggunakan alat autoklaf. Sterilisasi dengan bahan kimia misalnya ethylene oxide, sedangkan sterilisasi dengan saringan misalnya Millipore filter. Tujuan sterilisasi supaya bahan-bahan dan alat yang digunakan tidak mengandung mikroorganisme. Dalam praktikum ini, sterilisasi yang digunakan adalah sterilisasi basah.

IV.  CARA KERJA
a. Membuat media
1.        Timbang toge yang telah di bersihkan, dan dicuci bersih sebanyak 10 gram, tambahkan aquades sampai 100 ml
2.        Didihkan selama 20 menit, jika volume berkurang, tambahkan kembali aquades
3.        Saring,tambah glukosa sebanyak 2 gram dan bakto agar sebanyak 1,5-2 gram.
4.        Panaskan sambil aduk sampai mendidih.
5.        Masukkan ke dalam tabung reaksi, tutup dengan sumbat kapas dan aluminium foil.
6.        Sterilkan.
7.        Untuk media cair, prosedur sama, hanya tidak usah ditambahkan bakto agar.
8.        Keluarkan tabung reaksi, dinginkan dengan cara dimiringkan.
9.        Setelah beku, media agar miring siap digunakan.

b. Sterilisasi
1.         Isi autoklaf dengan aquades. Pasang stop kontak, atur suhu pada 1210C.
2.         Setelah mendidih, masukkan alat-alat dan bahan yang akan disterilkan.
3.         Tutup autoklaf, tutup juga klep udaranya.
4.         Tunggu sampai jarum penunjuk mencapai 1 atm atau 15 psi. Biarkan selama 15-20 menit.
5.         Setelah 15 menit, kembalikan ke suhu 00C, matikan autoklaf dan lepaskan stop kontak aliran listriknya.
6.         Tunggu sampai jarum penunjuk turun kembali ke posisi awal, buka klep udara, buka autoklaf.
7.         Keluarkan media yang sudah steril. Dinginkan.

V.   DATA PENGAMATAN
Setelah disimpan selama 2 hari maka dapat diketahui bahwa:
-           Media agar pada tabung tidak terkontaminasi (steril)
-           Sedangkan pada cawan petri terkontaminasi

VI.  PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini digunakan ekstrak toge, dimana dalam ekstrak toge tersebut berfungsi sebagai tempat tumbuhnya nutrisi yang diperlukan dalam pertumbuhan mikroorganisme.
Setelah 2 hari disimpan dalam ruang terbuka, media pada tabung reaksi tidak terkontaminasi sedangkan pada cawan petri terkontaminasi yang ditandai dengan adanya koloni yang terbentuk pada media. Hal ini disebabkan karena  media hanya disimpan diatas meja sehingga sangat memungkinkan untuk terjadinya kontaminasi. Selain itu tutup cawan tidak rapat sehingga udara bebas masuk yang bisa membawa bakteri.
VII KESIMPULAN
              Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan media harus diperhatikan tempat penyimpanan media agar tidak mudah terkontaminasi dengan udara luar yang dapat mempengaruhi media. Media juga  harus disterilkan terlebih dahulu sebelum didinginkan agar terhinadar dari mikroorganisme lain.

VIII.DAFTAR PUSTAKA
Petunjuk praktikum teknologi bioproses, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Ujung Pandang

222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222

NATA DE COCO

1. TUJUAN PRAKTIKUM
Diharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan nata de coco dan dapat mengaplikasikannya.

2. PERINCIAN KERJA
-          Memasak air kelapa
-          Fermentasi air kelapa

3. ALAT DAN BAHAN
     a. Alat
-          Talang plastik
-          Panci
-          Pengaduk
-          Gelas ukur
-          Neraca
-          Talenan
-          Saringan
-          pH meter
-          Gelas kimia
-          Spatula

b. Bahan
-          Air kelapa
-          Gula pasir
-          Asam asetat glasial
-          Kultur mueni Acetobacter xylinum atau bibit cair siap pakai
-          Pupuk ZA

4. DASAR TEORI
Nata de coco adalah sejenis makanan penyegar atau pencuci mulut (food desert) yang telah lama populer di Filipina. Jenis makanan ini dapat dipakai sebagai bahan pengisi es krim, yoghurt, pencampur “fruit coctail” dan sebgainya. Nata de coco juga dapat digolongkan pada “dietary fiber” yang memberikan andil cukup berarti dalam kelangsungan proses fisiologi secara normal.
Sebenarnya nata de coco adalah “bacterial cellulosa” atau selulosa sintesis yaitu hasil sintesis dari gula oleh bakteri Acetobacter xylinum membentuk nata. Acetobacter xylinum adalah bakteri asam asetat, bersifat aerob, gram negatif, berbentuk batang pendek. Dalam media cair Acetobacter xylinum membentuk suatu lapisan atau massa yang dapat mencapai ketebalan beberapa centimeter. Bakteri ini sendiri terperangkap dalam masa fibiler yang dibuatnya. Untuk mendapatkan massa yang kokoh dan kenyal, tebal, putih dan tembus pandang, maka dalam pembuatannya perlu diperhatikan suhu inkubasi, komposisi, dan pH medium.
Air kelapa merupakan suatu media yang baik untuk pertumbuhan bakteri, karena mengandung bahan-bahan seperti gula, senyawa nitrogen, vitamin dan mineral. Suhu media yang baik sekitar 28 – 30 0C, lamanya inkubasi 12-15 hari. Selama pemeraman bakteri Acetobacter xylinum memanfaatkan gula sebagai sumber energi. Sebagian gula disintesis menjadi selulosa atau nata de coco seperti yang diharapkan, dan sebgian lagi menjadi asam asetat sehingga pH turun sampai 3,0 – 2,5. Pada pH ini Acetobacter xylinum unggul terjadap bakteri lain, terutama terhadap bakteri pembusuk yang dapat mengganggu pembentukan nata. Tetapi sifat “over oxidizer” bakteri ini mengakibatkan asam asetat diubah menjadi gas CO2 dan air, sehingga kadar asam dalam media berkurang. Peristiwa ini terjadi bila gula dam media telah habis dimetabolisir. Oleh karena itu, inkubasi yang terlalu lama cenderung mengundang kontaminasi.

5. PROSEDUR KERJA
-          Menyaring air kelapa sebanyak 1 liter.
-          Masak sampai mendidih selama 10 menit, jika timbul busa, buang busanya.
-          Tambahkan gula pasir sebanyak 35 gram, aduk hingga rata.
-          Dinginkan sampai suhu kamar.
-          Tambahkan ZA sebanyak 2 gram dan asam acetat glacial sampai mencapai pH 4,5 dengan menggunakan alat pH meter dan aduk sampai rata.
-          Tambahkan bibit cair secara hati-hati dan aduk sampai homogen.
-          Distribusikan ditalang dengan tinggi permukaan 3 – 4 cm.
-          Tutup dengan kertas koran bersih, fermentasikan pada suhu kamar selama 7 hari.

6. DATA PENGAMATAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat di ketahui bahwa nata de coco yang diperoleh kenyal, tebal dan putih.


7. PEMBAHASAN
Pada percobaan pembuatan nata de coco dengan menggunakan air kelapa sebagai media cair tempat tumbuhnya bacteri Acetobacter xylinum karena mengandung bahan-bahan seperti gula, senyawa nitrogen, vitamin dan mineral.
Dalam pembuatan nata de coco harus diperhatikan syarat nata de coco yang baik adalah yang mempunyai massa yang kokoh dan kenyal, tebal, putih dan tembus pandang dan harus diperhatikan suhu inkubasi dan pH medium. Pada proses penambahan asam asetat glacial sebaiknya menggunakan pH meter agar pH air kelapa dapat diketahui secara teliti.
Pada percobaan kali ini setelah difermentasikan selama 7 hari, diperoleh hasil yang kurang baik karena air kelapa yang didistribusikan pada talang terlalu penuh sehingga kertas koran penutupnya tercelup pada air kelapa yang difermentasikan tersebut. Hal ini mungkin disebabkan karena ada gangguan atau terjadi sentuhan atau penggeseran talang selama proses fermentasi.
                                                                                                                                                                                                                                                                
8. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa nata de coco yang baik adalah nata de coco yang mempunyai massa yang kokoh dan kenyal, tebal, putih dan tembus pandang.
       
9. DAFTAR PUSTAKA
                 Tim Penyusun, Petunjuk Praktikum, “Teknologi Bioproses”, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Makassar.2005
22222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222



1 komentar:

  1. New player casino bonus - DRMCD
    Casino 서울특별 출장마사지 players will need to register to receive a welcome bonus. · Deposit: 25p. · Deposit: 40p. 군포 출장안마 · Casino 포항 출장안마 Bonus: 50 free 강원도 출장안마 spins. · Casino Bonus: 50 no 광양 출장샵 deposit free

    BalasHapus